Pendidikan

Viral Maba Unsri Disuruh Cium Teman oleh Kating, Pihak Kampus Langsung Turun Tangan

Viral Maba Unsri Disuruh Cium Teman oleh Kating, Pihak Kampus Turun Tangan

Kronologi Kejadian

sahabatmedia.com – Insiden yang viral di media sosial ini bermula ketika beberapa mahasiswa baru (maba) Universitas Sriwijaya (Unsri) mengaku disuruh melakukan ciuman terhadap teman sekelasnya oleh kakak tingkat (kating). Video singkat yang beredar menampilkan momen tersebut dan memicu reaksi luas dari warganet, terutama mahasiswa dan alumni Unsri.

Menurut saksi, kejadian itu berlangsung di salah satu kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kating diduga memanfaatkan posisi otoritasnya untuk memaksa maba melakukan tindakan yang tidak pantas, yang jelas melanggar etika dan aturan kampus.

Tidak butuh waktu lama, video itu menyebar di media sosial dan menjadi viral. Banyak komentar mengecam tindakan kating dan meminta pihak kampus mengambil langkah tegas. Selain itu, beberapa mahasiswa dan orang tua maba yang melihat video itu langsung menghubungi pihak kampus untuk menanyakan langkah penanganannya.

Reaksi Pihak Kampus

Menanggapi viralnya insiden ini, pihak Unsri segera mengambil tindakan cepat. Rektor dan Wakil Rektor bidang kemahasiswaan langsung memanggil pihak terkait, termasuk kating yang bersangkutan dan maba yang terlibat, untuk melakukan klarifikasi.

Kampus menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan, pelecehan, atau pemaksaan selama kegiatan mahasiswa baru tidak ditoleransi. Unsri juga mengumumkan akan melakukan investigasi internal, termasuk memeriksa bukti video dan meminta keterangan saksi.

Selain itu, pihak kampus mengeluarkan pernyataan resmi di website dan media sosial. Pernyataan tersebut menegaskan komitmen Unsri untuk melindungi mahasiswa baru, menegakkan aturan, dan memberikan sanksi tegas bagi siapa pun yang melanggar kode etik.

Dampak Viral di Media Sosial

Video yang beredar telah memicu perdebatan luas di media sosial. Banyak netizen mengecam tindakan kating dan meminta kampus bertindak tegas agar kejadian serupa tidak terulang.

Selain kritik, beberapa akun juga menyoroti perlunya edukasi bagi kakak tingkat terkait etika dan batasan dalam kegiatan orientasi mahasiswa baru. Viralnya insiden ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi alat pengawasan publik terhadap perilaku di lingkungan kampus.

Langkah Kampus dalam Menangani Kasus

Pihak kampus Unsri menyebutkan beberapa langkah konkret yang akan dilakukan:

  1. Investigasi Internal
    Semua pihak yang terkait akan dipanggil untuk memberikan keterangan. Bukti video, saksi mata, dan kronologi kejadian akan diperiksa secara menyeluruh.

  2. Pendampingan Maba
    Mahasiswa baru yang menjadi korban diberikan pendampingan psikologis dan perlindungan agar tidak merasa terintimidasi atau trauma.

  3. Sanksi bagi Pelaku
    Jika terbukti melakukan pelanggaran, kating yang bersangkutan bisa menerima sanksi mulai dari teguran, skorsing, hingga pemecatan dari kepengurusan organisasi mahasiswa.

  4. Peningkatan Edukasi dan SOP
    Unsri berencana memperketat SOP kegiatan orientasi dan memberikan edukasi tentang etika, hak mahasiswa, serta larangan pelecehan selama kegiatan kampus.

Pernyataan Resmi Unsri

Rektor Unsri menegaskan:

“Kampus tidak mentolerir tindakan pemaksaan atau pelecehan dalam bentuk apapun. Kami akan menindaklanjuti kasus ini dengan serius dan memastikan hak mahasiswa baru terlindungi.”

Selain itu, pihak kemahasiswaan menyampaikan himbauan kepada seluruh kakak tingkat untuk mengutamakan bimbingan positif dalam setiap kegiatan orientasi, tanpa melanggar norma dan etika.

Pelajaran dari Viral Maba Unsri

Kasus ini menjadi pengingat bagi seluruh institusi pendidikan untuk selalu menjaga etika dan keamanan mahasiswa baru selama kegiatan orientasi. Edukasi, pengawasan, dan regulasi yang jelas mutlak diperlukan untuk mencegah insiden serupa.

Komitmen Kampus dan Mahasiswa

Dengan investigasi yang transparan dan tindakan tegas bagi pelaku, diharapkan mahasiswa baru merasa aman dan dihargai. Unsri juga berkomitmen memperkuat budaya kampus yang sehat, bebas dari intimidasi, dan mendorong partisipasi aktif mahasiswa dengan cara yang positif.