Dampak Abu Vulkanis Lewotobi pada Pertanian
sahabatmedia.com – Erupsi Gunung Lewotobi yang terjadi beberapa hari terakhir di NTT menimbulkan hujan abu vulkanis tebal. Abu ini menyelimuti lahan pertanian warga, terutama padi dan jagung yang sedang musim panen.
Petani setempat mengaku hasil panen mereka rusak total atau berkurang drastis, karena abu vulkanis menutup daun dan batang tanaman, menghambat fotosintesis dan mempercepat kematian tanaman. Akibatnya, banyak keluarga petani menghadapi kerugian ekonomi signifikan.
Selain tanaman pangan, abu vulkanis juga merusak infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan desa, dan gudang penyimpanan hasil panen, sehingga distribusi menjadi terganggu. Warga terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk membersihkan lahan.

Kronologi Erupsi dan Penyebaran Abu
Gunung Lewotobi meletus pada Minggu pagi, dengan kolom abu mencapai ketinggian lebih dari 3 km. BPBD dan PVMBG memantau penyebaran abu yang terbawa angin hingga beberapa desa di sekitarnya.
Abu vulkanis yang jatuh tidak hanya menutupi lahan pertanian, tetapi juga atap rumah dan kendaraan, memaksa warga untuk rutin membersihkan lingkungan mereka. Aktivitas sehari-hari, seperti sekolah dan pasar, juga terganggu karena abu mengurangi jarak pandang dan kualitas udara.
BPBD setempat menyatakan, dampak terparah dirasakan di desa-desa dataran rendah dekat lereng, sementara desa di dataran tinggi relatif lebih aman. Warga diimbau tetap menggunakan masker dan pelindung mata saat keluar rumah.
Warga Mengeluh dan Upaya Penanganan
Petani seperti Bapak Salim, 45 tahun, mengaku frustrasi karena panen jagungnya 70% gagal. “Saya tidak tahu bagaimana mengganti kerugian ini. Benih dan pupuk habis, sekarang panen rusak,” ungkapnya.
Pemerintah kabupaten menyiapkan bantuan darurat, termasuk distribusi masker, pembersihan lahan, dan penyediaan bibit baru untuk musim tanam berikutnya. Petugas juga menyosialisasikan cara menangani abu vulkanis agar dampak pada tanaman minimal.
Selain itu, relawan dan organisasi kemanusiaan turun tangan membantu warga membersihkan rumah dan ladang, sambil memberi edukasi terkait mitigasi bencana vulkanik di pertanian.
Analisis Dampak Ekonomi
Ahli pertanian menilai bahwa erupsi ini bisa berdampak jangka panjang, terutama pada ketahanan pangan lokal. Gagal panen berarti suplai beras dan jagung menurun, sementara harga pangan kemungkinan naik.
Kerugian ekonomi diperkirakan mencapai miliaran rupiah, mengingat luas lahan terdampak mencapai puluhan hektar. Pemerintah juga menyiapkan rencana subsidi dan bantuan finansial untuk petani terdampak.
Analisis lain menunjukkan bahwa abu vulkanis, jika dikelola dengan tepat, bisa menjadi pupuk alami setelah beberapa bulan, namun petani harus menunggu sampai tanah kembali subur.
Mitigasi dan Harapan Warga
Warga berharap erupsi cepat mereda dan pemerintah memberikan bantuan berkelanjutan. Edukasi mengenai mitigasi bencana juga dianggap penting agar kerugian tidak terus berulang.
Kesimpulan
Abu vulkanis Lewotobi membawa dampak signifikan bagi petani, mulai dari gagal panen hingga kerugian ekonomi. Dengan mitigasi tepat dan dukungan pemerintah, diharapkan warga bisa bangkit kembali dan menata pertanian pasca-erupsi.
